Atapku langit, alasku bumi.

Just another WordPress.com site

Alfred Schutz & Sosiologi Fenomenologi

leave a comment »

Fenomenologi merupakan cabang dari filsafat, yang pertama kali memperkenalkannya adalah Husserl. Tujuan dari fenomenologi, seperti yang dikemukakan oleh Husserl, adalah untuk mempelajari fenomena manusia tanpa mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan tentang penyebab mereka, realitas objektif mereka, atau bahkan penampilan mereka.

Alfred Schutz lahir di Wina tahun 1899 dan meninggal di New York pada 1959. Schutz pada saat itu mengejar mengejar karir di bidang perbankan dan juga bekerja paruh waktu di Sekolah Baru untuk Penelitian Sosial di New York, mengejar kepentingan di filsafat fenomenologis dan penciptaan secara fenomenologis untuk ilmu social. Schutz mengawali pemikirannya terhadap kajian fenomenologis, bahwa objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya berhubungan degan interpretasi terhadap realitas. Jadi, sebagai peneliti ilmu sosial, harus membuat interpretasi terhadap realitas yag diamati. Orang-orang saling terikat satu sama lain ketika membuat interpretasi ini. Tugas peneliti sosial-lah untuk menjelaskan secara ilmiah proses ini.

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menggunakan metode interpretasi yang sama dengan orang yang diamati, sehingga peneliti bisa masuk ke dalam dunia interpretasi orang yang dijadikan objek penelitian. Pada praktiknya, peneliti mengasumsikan dirinya sebagai orang yang tidak tertarik atau bukan bagian dari dunia orang yang diamati. Peneliti hanya terlibat secara kogniti dengan orang yang diamati. Peneliti dapat memilih satu ‘posisi’ yang dirasakan nyaman oleh subyek penelitiannya, sehingga ketika subyek merasa nyaman maka dirinya dapat menjadi diri sendiri. Ketika subjek menjadi dirinya sendiri inilah yang menjadi bahan kajian peneliti sosial.

Schutz’S Metodologi

Posisi metodologis Schutz, bahwa penelitian sosial berbeda dari penelitian dalam ilmu fisika berdasarkan fakta, namun dalam ilmu-ilmu sosial seseorang berhadapan dengan obyek penelitian, yang menafsirkan sendiri dunia sosial.  Jadi, dalam melakukan penelitian harus menggunakan metode yang sama penafsiran seperti halnya orang dalam akal sehat dunianya. Dalam berperilaku dengan cara ini, peneliti mengembangkan model tindakan manusia :

  1. Dalil konsistensi logis, dimana validitas tujuan ilmuwan konstruksi dijamin dan dibedakan dari konstruksi kehidupan sehari-hari.
  2. Dalil interpretasi subjektif, dimana ilmuwan dapat merujuk segala macam tindakan manusia atau hasil mereka dengan arti subjektif tindakan tersebut atau hasil dari suatu tindakan.
  3. Dalil kecukupan, konstruksi yang diciptakan oleh peneliti harus dimengerti oleh aktor sosial individu dan sesamanya. Kepatuhan dengan postulat ini memastikan bahwa konstruksi ilmiah konsisten dengan konstruksi pengalaman yang masuk akal dari dunia sosial.

Selain itu, Schutz mencatat bahwa, Pengetahuan dari orang yang bertindak dan berpikir dalam dunia kehidupan sehari-hari tidak homogen, melainkan a) tidak koheren, b) hanya sebagian yang jelas, dan c) tidak sama sekali bebas dari kontradiksi. Schutz juga meneliti bagaimana pengetahuan sosial yang diturunkan berasal dan menggunakan tipe ideal untuk menjelajahi fenomena. Selain dari diri kita sendiri (untuk pikiran kita), Schutz menyarankan sumber pengetahuan sosial-yang diperoleh dapat dilihat dari empat tipe ideal,

  1. Saksi mata, seseorang yang melaporkan sesuatu yang diamatinya.
  2. Orang dalam, seseorang karena hubungannya dengan kelompok yang lebih langsung. Orang ini mampu melaporkan suatu peristiwa atau pendapat orang lain dengan otoritas berbagi sistem yang sama kepentingannya sebagai anggota lain dari kelompok. Informasi orang dalam tidak bisa dikatakan benar atau sah, setidaknya itu sebagai pengetahuan dalam, tentang konteks situasi dialaminya.
  3. Analis, mengumpulkan informasi yang terorganisir apakah informasi itu sesuai dengan relevansinya.
  4. Komentator, jika ada informasi yang tidak relevan setelah dikumpulkan, sajikan informasi itu sehingga membentuk pengetahuan yang cukup jelas dan tepat.

Written by Catatan Kampus

Maret 15, 2011 pada 1:31 AM

Ditulis dalam Uncategorized

Tinggalkan komentar